Menggapai Langit Mencengkeram Matahari

Minggu, 28 Juli 2013

PIONEERING (MANAJEMEN PERJALANAN)

Dorongan untuk berpetualang di alam terbuka menyebabkan para penggiatnya melakukan berbagai kegiatan petualangan dan perjalanan, mulai dari pendakian gunung, penyusuran pantai, pengarungan sungai berarus deras, penelusuran goa, penyelaman laut dalam, sampai dengan perjalanan besar yang sering disebut ekspedisi. Berbagai tujuan melandasi perjalanan tersebut, mulai perjalanan eksplorasi, survei, penelitian, maupun hanya sekedar jalan-jalan.
Semua jenis perjalanan tersebut memerlukan persiapan yang baik, mengingat kondisi alam yang apabila tidak dapat kita atasi dengan baik akan membawa kita pada keadaan yang membahayakan jiwa. Namun sebaliknya, jika bermacam rintangan dapat kita atasi, maka akan memberikan semacam kenikmatan dan kepuasan berpetualang. Dalam upaya mengatasi kondisi alam yang selalu berubah itu, sebelum melakukan suatu perjalanan kita wajib melakukan perencanaan yang matang. Bagaimana kira-kira medan yang akan kita hadapi, bagaimana cuacanya, apa yang akan kita makan disana, bagaimana cara mengatasinya jika terjadi ini dan itu, dsbnya. Segalanya harus dipikirkan masak-masak. Perencanaan perjalanan yang matang akan membantu kita mengatasi segala macam hambatan yang mungkin timbul.

Pioneering berasal dari kata pioner yang berarti perintis/ permulaan. Pionering yaitu ilmu yang mempelajari seluk beluk manajemen perjalanan dan waktu. Tujuannya yaitu agar perjalanan sesuai rencana sehingga terasa aman dan nyaman.

Senin, 22 Juli 2013

OUTDOOR EDUCATION

PEMBELAJARAN OUTDOOR

Pendidikan bukan hanya bagaimana cara untuk memperoleh pengetahuan. Namun, pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan pemahaman, sikap, dan ketrampilan serta perkembangan diri anak. Kemampuan atau kompetensi ini diharapkan dapat dicapai melalui berbagai proses pembelajaran di sekolah. Salah satu proses pembelajaran yang digunakan untuk mencapai kompetensi diatas adalah melalui pembelajaran diluar kelas (outdoor).  Pembelajaran outdoor  merupakan satu jalan bagaimana kita meningkatkan kapasitas belajar anak. Anak dapat belajar secara lebih mendalam melalui objek-objek yang dihadapi dari pada jika belajar di dalam kelas yang memiliki banyak keterbatasan. Lebih lanjut, belajar di luar kelas dapat menolong anak untuk mengaplikasikan pengetahuan yang dimiliki.

Selain itu, pembelajaran di luar kelas lebih menantang bagi siswa  dan menjembatani antara teori di dalam buku dan kenyataan yang ada di lapangan. Kualitas pembelajaran dalam situasi yang nyata akan memberikan peningkatan kapasitas pencapaian belajar melalui objek yang dipelajari serta dapat membangun ketrampilan sosial dan personal yang lebih baik. Pembelajaran outdoor  dapat dilakukan kapanpun sesuai dengan rancangan program yanhg dibuat oleh guru. Pembelajaran outdoor dapat dilakukan sebelum kegiatan pembelajaran  disekolah atau sesudahnya, dan saat-saat liburan sekolah.

Jumat, 05 Juli 2013

DIKLATSAR III KPALH SAPUJAGAT CIKARANG DI GUNUNG SANGGA BUANA

SALAM RIMBA !!! 


Jum'at - Minggu, 28 sampai 30 Juni 2013 Komunitas Pecinta Alam dan Lingkungan Hidup SAPUJAGAT CIKARANG telah mengadakan Pendidikan dan Latihan Dasar (DIKLATSAR) yang ketiga kalinya di sekitar Pegunungan Sangga Buana Karawang. Acara kali ini diikuti  oleh dua peserta dan empat panitia, dengan tema "Adventure for a Better Life"


Kegiatan ini merupakan salah satu agenda tahunan KPALH SAPUJAGAT CIKARANG yang diadakan untuk merekrut anggaota baru. DIKLATSAR ini wajib diikuti oleh calon anggota yang ingin bergabung dengan KPALH SAPUJAGAT CIKARANG. 

Acara DIKLATSAR ini meliputi pendidikan dan pengaplikasian materi-materi dasar tentang kepecinta-alaman di alam bebas. Seperti Pioonering, Packing, Mountaineering, Survival, P3K dan sebagainya. Menempa diri dalam petualangan DIKLATSAR ini dapat membentuk karakter seseorang, yaitu hakekat manusia yang sebenarnya.

Selasa, 02 Juli 2013

MAKAM BERBALUT KABUT DI GUNUNG SANGGA BUANA


Gunung Sangga Buana terletak di perbatasan empat kabupaten, yaitu sebelah utara Kabupaten Karawang, sebelah timur Kabupaten Purwakarta, sebelah selatan Kab. Cianjur dan sebelah barat Kabupaten Bogor. Pendakian ke Puncak Gunung Sangga Buana bisa dilewati dari ke empat wilayah tersebut.

Jalur Pendakian Gunung Sangga Buana lewat Karawang

Jalur pendakian gunung lewat Karawang terbilang cukup terjal, tapi cepat dan jelas rutenya. Membutuhkan waktu sekitar enam/tujuh jam untuk sampai ke puncaknya. Di awal jalur pendakian kita akan menjumpai areal pesawahan warga dengan latar barisan bukit yang sangat indah. Selang beberapa saat setelah areal pesawahan, kita akan melewati Kampung Situ, yaitu sebuah kampung terakhir yang kita jumpai yang hanya terdiri dari beberapa keluarga saja. Di perkampungan kecil ini kita akan menjumpai beberapa kuburan yang tepat berada di tengah jalan.

Selepas perkampungan kecil tersebut kita akan menjumpai areal perkebunan kopi yang cukup luas. Setelah itu kita akan memasuki hutan yang tidak begitu rapat. Di tengah perjalanan kita akan menjumpai sebuah pancuran, dan masyarakat sekitar Gunung Sangga Buana menyebut pancuran ini dengan nama Pancuran Kejayan. Di sekitaran pancuran ini juga terdapat bangunan kecil yang biasanya dijadikan tempat berjualan ketika ramai pengunjung atau peziarah.