Menggapai Langit Mencengkeram Matahari

Jumat, 01 Juni 2012

MENGEJAR SUNRISE DI GUNUNG GEDE (2.958 MDPL)

Bismillah…

Pukul 09.00 wib Perjalanan dari rumah menuju Cibodas di mulai. Cukup menyenangkan bagiku yang suka mengendarai sepeda motor dengan jalan yang meliuk-liuk melalui Puncak Bogor. Ketika sudah lelah, sesekali istirahat di warung pinggir jalan untuk menghilangkan pegal dan lapar sekaligus mendinginkan mesin motor yang kepanasan.

Akhirnya Sampai Cibodas  sekitar jam 14.00 wib, dan motor Aku titipkan di kedai “Pondok Edelweise” milik salah satu guide resmi Taman Nasional Gede-Pangrango, yang bernama Kang Obik.

Start pendakian dimulai dari Jalur Gunung putri dan finish di Cibodas, maka itu harus naik angkutan umum menuju Gunung Putri. Naik angkot dari Cibodas – Turun di Pasar Cipanas (Rp.3000,-) –  Naik lagi angkot ke Gunung Putri (Rp.6000,-)/ Ojek (Rp.8.000,-). Tiba di Pos Gunung Putri !5.00 wib dan langsung mendaftar ulang di pos panitia Jambore Avtech untuk mendapatkan seragam kaos dan coverbag.

Di Pos Pendakian Gunung Putri semua peserta dibekali sedkit pengarahan tentang adab mendaki Gunung Gede-Pangrango dan membagi beberapa kelompok. Kesalahan fatal bagi panitia yaitu, perjalanan dilakukan Jam 18.00 wib tanpa peserta diberi kesempatan untuk melakukan sholat magrib. Puih…

Aku suka mendaki dalam keadaan sunyi sehingga tak menghiraukan semua aturan-aturan yang di berikan panitia. Selama memegang teguh kode etik pecinta alam, semoga pendakian ini berjalan tanpa kendala. Perjalanan malam mendakipun dimulai.

Perjalanan ini terus menanjak, sesekali deru nafas kelelahan terdengar dari tiap peserta. Kondisi udarapun semakin dingin menusuk sampai tulang. Kadar oksigen semakin menipis, dan paru-paru pun dipaksa untuk memompa oksigen lebih keras sehingga denyut jantung lebih cepat berdetak. Untuk menetralisir keadaan ini, kami harus melakukan istirahat sebentar sebagai aklitimasi tubuh dengan kondisi sekitarnya. 

Dan setelah beberapa jam, banyak para pendaki tak sanggup lagi melanjutkan perjalanan sehingga mereka memutuskan untuk membuka tenda di sepanjang jalur pendakian.

Langkah ini tertatih menembus malam
Tubuh ini Gemetar di balut kabut
Tapi Jiwa ini Tegar seperti Gunung di Depan Sana..