Menggapai Langit Mencengkeram Matahari

Senin, 13 April 2015

MOUNTAINEERING

Mendaki gunung adalah suatu olahraga yang keras, penuh petualangan, membutuhkan keterampilan, kecerdasan, kekuatan dan daya juang yang tinggi. Pada hakekatnya bahaya dan tantangan tersebut adalah untuk menguji kemempuan dirinya untuk bisa bersekutu atau bersahabat dengan alam. Keberhasilan suatu pendakian yang sukar berarti keberanian menghadapi rasa takut dan kemenangan terhadap perjuangan melawan dirinya sendiri.

Mendaki gunung mualai populer ketika Sir Alfred Waills dengan timnya mencapai puncak Watterhorn (3.708 m) pada tahun 1957 dan berdirinya suatu wadah bagi para pendaki gunung yaitu British Alpine Club tahun 1957.
Di Indonesia mulai dikenal masyarakat luas ketika pada tahun 1964 tim pendaki jepang dan Indonesia berhasil mencapai puncak Soekarno di pegunungan Jaya Wijaya. Pendaki tersebut yaitu Soedarto, Sugirin dan Fred Ataboe. Kemudian pada tahun 1977 berdirilah perkumpulan-perkumpulan pendaki gunung di Indonesia seperti Wanadri di Bandung, Mapala UI di Jakarta dan diikuti perkumpulan lainnya diberbagai kota dan sekolah lanjutan tingkat atas serta umum hampir disetiap pelosok nusantara.

Banyak alasan orang melakukan kegiatan tersebut. Bagi masyarakat pedalaman kemungkinan besar dikarenakan kondisi alam dan kehidupan sosialnya yang mengharuskan mereka menjelajahi hutan-hutan, menyeberangi sungai atau lautan sekedar untuk mempertahankan kehidupan dan keluarganya. Sedangkan bagi masyarakat yang lebih maju yang umumnya di kota-kota besar  ada banyak alasan, antara lain hoby, prestasi, panggilan jiwa, penelitian ilmiah (biology, surveyor) ataupun sekedar pelarian maupun mencari popularitas/ sensasi.

Mountaineering  yaitu suatu perjalanan yang meliputi  mulai dari hill walking sampai ke ekspedisi puncak yang tinggi dan sulit.
Montaineering terdiri dari 4 bagian, yaitu :
  1. Hill walking, yaitu perjalanan ke daerah pedalaman (pelosok) atau mendaki bukit-bukit yang relatif landai dan tidak membutuhkan peralatan tekhnis pendakian.














  1. Climbing, yaitu kegiatan pendakian yang membutuhkan penguasaan tekhnik mendaki dan keterampilan penggunaan  peralatan sebagai pengaman.
Terdiri dari :
a.     Rock climbing : pendakian pada tebing batu.
b.     Snow and ice climbing : pendakian pada salju dan es.




















  1. Scrambling, yaitu pendakian pada tebing yang tidak begitu terjal, terkadang tangan digunakan untuk keseimbangan.



















  1. Expedition, yaitu gabungan dari ketiga bentuk pendakian di atas yang memerlukan waktu perjalanan berhari-hari bahkan berminggu-minggu.



ZONA KETINGGIAN

MDPL
ZONA
KARAKTERISTIK
-5 - -1
Litoral
Alga, Rumput laut
-1 - 1
Mangrove & Flora pantai
Hutan bakau
1 - 5
Formasi Barringtonia
Bukit pasir
5 - 500
Datran rendah
Tumbuhan dataran rendah
500 - 1000
Perbukitan (colline)
Tumbuhan-tumbuhan tropis
1000 - 1500
Sub pegunungan
Rimba rapat berbatang tinggi, sedikit lumut
1600 - 2400
Pegunungan
Hutan pohon berbatang tinggi rapat, peningkatan jumlah lumut dengan pengurangan diameter  lingkat batang.
2400 - 3600
Sub alpine
Hutan rendah lebat dengan pohon tinggi tunggal, sering berlumut, pohon berdaun jarum
3600
Sub alpine
Batas hutan
3600 - 4000
Sub alpine
Belukar rendah terisolasi
4000
Sub alpine
Batas pohon tumbuh
4100 - 4600
Alpine
Pasir bebatuan
4600 - 5000
Alpine
Salju abadi


ZONA IKLIM DI INDONESIA

MDPL
ZONA
0 - 1000
Tropis
500 - 1000
Perbukitan (colline subzone)
1000 - 2400
Pegunungan (montane zone)
2400 - atas
Sub alpine

Faktor kesiapan yang harus dimiliki seorang Pendaki Gunung antara lain :
  1. Sikap mental, yaitu tabah akan tantangan dan kesulitan, tidak mudah putus asa dan berani. Berani dalam arti sanggup menghadapi tantangan dan mengatasi secara bijaksana dan juga berani mengakui keterbatasan yang dimiliki.
  2. Pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki, seperti pengetahuan medan/ cuaca yang akan dihadapi dan keterampilan menggunakan peralatan pendakian.
  3. Kondisi fisik yang memadaiMendaki gunung termasuk dalam olahraga yang cukup berat. Berhasil atau tidaknya suatu pendakian tergantung pada kekuatan fisik. Untuk memiliki kondisi fisik dan daya tahan tubuh yang baik dan siap haruslah selalu berlatih.
  1. Etika, yaitu mengetahui kaidah-kaidah hukum masyarakat setempat.
Harus disadari bahwa seorang pendaki adalah bagian masyarakat yang memiliki kaidah-kaidah dan hukum yang berlaku yang harus kita pegang teguh. Ingat  A=Adat istiadat setempat patut kau tiru.

Perlengkapan dan peralatan yang harus dimiliki bagi seorang pendaki terdiri :
1.   Perlengkapan dasar, antara lain tenda, sepatu track, kaos kaki tebal, celana lapangan, baju lapangan, topi rimba, hand glove, ikat pinggang, carrier & daypack, peralatan navigasi, senter & batre cadangan, pisau, perlengkapan tidur, perlengkapan masak dan makan.
2.  Perlengkapan khusus, antara lain tali statis & dynamic, harness dsb.
3. Perlengkapan tambahan (menambah kenyamanan perjalanan), antara lain putis (pembalut betis dari katun/wol), gaiters (melindungi kaki dari pacet dan mencegah sepatu dari kemasukan pasir), kelambu (melindungi dari nyamuk dan lebah) kaca mata, jarum dan benang, tissue basah, lotion skin, dll





Tidak ada komentar:

Posting Komentar