
Alkisah cerita dari masyarakat setempat, nama Cibendo sendiri berasal dari nama seorang centeng atau penjaga yang dulunya menjaga empang atau tambak Udang Bago (sejenis udang windu) milik orang-orang Cina. Karena terjadinya abrasi, maka empang-empang itu pun menyatu dengan laut dan menjadi pantai, dan nama sang centeng pun dijadikan nama pantai tersebut.
Sebagaimana pantai-pantai sebelah utara lainnya, Pantai Cibendo berwarna keruh. Pantai Cibendo dapat ditempuh oleh kendaraaan mobil ataupun motor selama 1 jam dari Kota Karawang. Pengunjung yang berwisata ke pantai ini dipungut iuran yang bervariatif : sepeda motor @ Rp. 5000, mobil keluarga @ Rp. 10.000,- dan mobil pickup @ Rp. 20.000,-

Banyak deretan warung yang terbuat dari tiang dan bilik bambu di sepanjang pantai ini, namun dibuat dengan apik sekali. Warung-warung tersebut adalah hak milik warga yang menjajakan berbagai macam makanan dan minuman ringan, dan juga ikan laut bakar. Ketika malam hari terdapat hiburan karaoke dari beberapa warung yang bertingkat dua. Dentuman musik yang keras membuat suasana malam menjadi ramai walaupun ketika itu sepi pengunjung, hanya muda-mudi saja yang sedang asyik di sepanjang pinggir pantai. Hayoo... Ngapain.

Menurut Kang Uus, "Memang banyak masyarakat Desa CiparageJaya ini membuang hajat di pinggir kali sepanjang dermaga dan juga pantai. Hal ini karena mayoritas rumah penduduk sekitar, baik itu rumah gubuk maupun rumah yang mewah tidak memiliki toilet untuk buang hajat besar. Hal ini diketahui ketika pemerintah melakukan sensus penduduk beberapa waktu yang lalu".

Tidak ada komentar:
Posting Komentar